Beli Buku






Buku "Robohnya NKRI Kami" bisa dibeli dengan cara ONLINE, yaitu:

<1>  Transfer Rp. 51.000,- ke salah satu rekening di bawah ini :

 BCA cabang Cipanas No. Rekening 1970339058 
a/n Aris Wahyudi


 MANDIRI cabang Cipanas No. Rekening 132-00-1222474-8 
a/n Aris Wahyudi


 BNI cabang Cipanas (Sukabumi) No. Rekening 0243328354 a/n Aris Wahyudi

 <2>  Kirim SMS ke nomor 0816-193-193-3 data "Nama Bank & Nomor Bukti pembayaran" SERTA "Nama & Alamat Penerima Buku".

Contoh: BCA 7627394473 Ir. Sutopo Jl. Mawar No:  37, Jakarta Timur

<3>   Harga SUDAH termasuk Ongkos Kirim dan bila diperlukan akan disertai tanda tangan penulis (bisa dikirim SMS pemberitahuan)



Bisa juga dibeli di Gramedia, Gunung Agung, dan toko-toko buku lainnya. 







5 komentar:

  1. SATANIC FINANCE
    DOLAR ADALAH KOMODITAS EKSPOR UNGGULAN AMERIKA

    Apakah anda ingin memahami mengapa dunia seakan menjadi tempat yang tidak adil bagi banyak manusia, terutama mereka yang miskin? Mengapa harga-harga kebutuhan pokok seakan tidak pernah turun dan selalu meningkat? Apakah teori-teori ekonomi yang selama ini dipelajari di fakultas-fakultas ekonomi di berbagai universitas memang dapat menyelesaikan masalah ekonomi dan sosial di dunia ini? Jika itu semua adalah pertanyaan-pertanyaan yang sering terlintas di benak kita, maka buku ini sungguh layak kita baca dan kita pahami isinya.

    Buku yang ditulis oleh Direktur Bank Muamalat Indonesia (BMI), DR. A. Riawan Amin, M.Sc. ini mengupas habis kelicikan dan tipu daya yang terkandung dalam sistem ekonomi kapitalistik yang berlaku sekarang ini. Buku yang ditulis oleh Ketua Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) disajikan dengan ringan dan penuh makna sehingga mudah dicerna dan dipahami, bahkan oleh orang-orang yang paling awam sekalipun.

    Yang menarik, pembaca diajak memahami persoalan yang dibahas dalam buku ini dari sudut pandang para Setan. Yah, musuh-musuh manusia sejak zaman penciptaan Nabi Adam hingga hari Kiamat. Itulah sesungguhnya aktor intelektual dari semua kekacauan dan kekisruhan ekonomi yang terus menerus melanda dunia. Kita seakan mendapat pengakuan langsung dari para setan tentang modus operandi dan sepak terjang agen-agen mereka dalam menggoda manusia, agar terus menerus memperturutkan keserakahannya menguasai harta.

    Sepak terjang agen-agen setan tersebut diilustrasikan dalam kisah dua orang agen mereka bernama Gago dan Sago. Mereka mendatangi dua buah kepulauan yang para penduduknya ada yang bertransaksi dengan emas dan ada juga yang masih memakai sistem barter. Kedua agen setan itu memperkenalkan uang kertas pada para penduduk kedua kepualauan tersebut. Para penduduk dengan mudah mereka tipu dan kedua agen itu pun segera mendirikan bank di kepulauan tersebut sebagai basis operasi terkutuk mereka. Cerita pun bergulir dan bagi mereka yang mengikuti kisah itu dengan seksama akan dengan mudah menemui persamaan-persamaan antara penduduk kedua kepulauan tersebut dengan kehidupan kita sehari-hari.

    Memang, bagi sebagian orang buku ini hanyalah salah satu buku yang hanya berisi sensasi teori konspirasi semata. Apalagi cover-nya yang berwarna merah gelap dan simbol Pentagram yang menghiasinya menimbulkan suasana konspirasi yang kental. Walaupun demikian, porsi konspirasi seperti yang digandrungi oleh para conspiracy theorists itu justru sangat sedikit. Peran Knight Templars yang konon mempelopori penggunaan kertas-kertas bersandi sebagai alat penukaran emas para peziarah, justru tidak masuk dalam pembahasan. Padahal, banyak orang yang menganggap kertas-kertas buatan para ksatria yang pernah berlaga di Perang Salib itulah cikal bakal uang kertas yang kita pakai sekarang ini.

    Pesan utama dalam buku ini adalah UANG KERTAS ADALAH ILUSI. Mungkin pembaca akan dibuat terkaget-kaget dan terbelalak tidak percaya, bahwa selama ini kerja kerasnya hanya dibayar dengan kertas yang sebenarnya tidak ada nilai riil-nya. Hanya kepercayaan pada pemerintahan yang berkuasa sajalah yang menjamin kertas-kertas itu bisa dipakai dalam perdagangan dan transaksi sehari-hari.

    Jika pemerintahan yang berkuasa runtuh, maka runtuh pulalah kepercayaan pada uang kertas dan nilainya. Bisa jadi uang kertas simpanan kita baik yang ada di bank, di dompet atau di bawah bantal bakal sama nilainya dengan kertas bekas pembungkus nasi atau gorengan. Tangan-tangan jahat berlumuran darah para pesulap itu telah membuat kertas-kertas tak berharga itu menjadi bernilai setara dengan emas. Those papers are now as good as gold, kertas-kertas itu sekarang dianggap setara dengan logam mulia, emas dan perak. Namun sekali lagi, semua itu hanyalah ILUSI. (Muhammad Nahar/Wasathon.com)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebentar lagi dollar juga kolaps, tinggal tunggu waktunya saja!

      Hapus
    2. Justru itu Bung Jontor, apabila kita memakai mata uang Rupiah yang lemah, maka kondisinya berbahaya sekali karena bisa dipermainkan oleh sistim kapitalistik dunia. Dengan ikut gAMERIKA, maka mata uang kita adalah dollar AS yang kuat, sehingga aman.

      Hapus
  2. oooooo jualan buku to, pantesan kenceng banget..itu petani yang upahnya 2000 kebagian hasil jualan buku nggak?

    BalasHapus
  3. Gilaa..!! kalau gini caranya , kenapa harus mati-matian mengorbankan nyawa?!? Dasar manusia tak tahu terima kasih!! Kita itu hanya tinggal meneruskan perjuangan pahlawan,bukan malah merobohkan.Uang..uang..uang.. & uang saja!! Ini Indonesia bukan amerika. kalau pengen ikut Amerika ya sono pindah aja. Sekali pun Aku tak kan sudi menyerahkan tanah pusakaku kepada negara yang pernah menjarah tanahku. TAK AKAN!!! INDONESIA TETAPLAH INDONESIA BUKAN BAGIAN DARI AMERIKA!!!!

    BalasHapus